ONO SURONO HADIRI SYUKURAN KAMPUNG ADAT CIREUNDEU

Edi Supriadi

- Redaksi

Sabtu, 3 Agustus 2024 - 13:24 WIB

40127 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

*Hadiri Syukuran Kampung Adat Cirendeu, Ono Surono Dorong Diversifikasi Pangan*

CIMAHI – Politisi PDI Perjuangan Ono Surono, ambil bagian dalam syukuran adat Tutup Taun Ngemban Taun 1 Sura 1957 di Kampung Adat Cireundeu, Leuwigajah, Kota Cimahi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ono datang dalam balutan baju pangsi berwarna hitam lengkap dengan ikat kepala.

Ia berjalan didampingi tokoh Kampung Adat Cireundeu, diikuti iring-iringan pembawa jampana berisi hasil bumi.

Dalam syukuran adat yang berlangsung pada Sabtu (3/8/2024) itu, ratusan warga tumpah ruah di bale warga Kampung Adat Cireundeu.

Mereka menunggu pembagian bahan makanan berbahan baku singkong.

Kampung Adat Cireundeu sendiri dikenal sebagai kampung yang masyarakatnya mengonsumsi singkong sebagai makanan pokok sejak ratusan tahun silam.

Meskipun saat ini, mulai ada degradasi pengonsumsi olahan berbahan baku singkong.

“Jadi Kampung Adat Cireundeu ini terkenal dengan beras singkongnya atau yang disingkat rasi. Jadi singkong diolah jadi tepung dan rasi,” kata Ono saat ditemui, Sabtu (3/8/2024).

Ono mengatakan warga Kampung Adat Cireundeu sendiri menjadi manifestasi diversifikasi pangan.

Baca Juga :  Bhabinkamtibmas Brigadir Bayu Sambangi Warga Desa Cikeusik, Tingkatkan Silaturahmi dan Keamanan di Wilayah Sukahaji

Lantaran mereka tak menjadikan nasi sebagai sumber karbohidrat tunggal.

“Ini sangat baik, dan harus jadi contoh daerah lain. Saya sudah keliling dari Aceh sampai ke Papua, kita mendapati daerah ini banyak yang sudah menerapkan diversifikasi pangan dari sumber karbohidrat yang melimpah,” kata Ono.

“Misalnya di Papua ada sagu, di NTT itu jagung. Di Makassar jagung dan singkong. Kemudian di Jawa Barat ada talas, singkong, ubi. Jadi enggak semua menjadikan beras sebagai sumber karbohidrat utama,” imbuhnya.

Menurut Ono, upaya pemerintah untuk menerapkan diversifikasi pangan tidak akan berjalan lancar bila masyarakatnya tidak dibiasakan. Salah satu caranya kan lewat budaya dan adat istiadat. Jadi mudah-mudahan apa yang ada di Cireundeu ini bisa dilestarikan dan dipertahankan,” kata Ono.

Tantangan Kedepan

Kebiasaan masyarakat Kampung Adat Cireundeu mengonsumsi beras dan produk olahan lain berbahan baku singkong bukan tanpa tantangan. Terutama dari masyarakat kampung itu sendiri.

“Kita ada 1300 suku, 700 bahasa, tapi seakan-akan suku itu saat ini banyak yang kehilangan jati diri. Apalagi generasi mudanya, mereka merasa tidak kekinian, modernisasi mengubah kebiasaan,” kata Ono.

Baca Juga :  Pelestarian Budaya menjadi Agenda Perioritas KSBI

Contohnya, saat ini pemerintah setiap tahunnya mengimpor 12 juta ton gandum lantaran terjadi pergeseran kebiasaan konsumsi anak muda.

“Mereka berpikir ‘ah ga mau nasi’ tapi makan gandum, karena merasa lebih keren dan kekinian. Padahal gandum tidak bisa ditanam di Indonesia, harus impor,” kata Ono.

Sementara soal kebiasaan warga Kampung Adat Cireundeu yang mengonsumsi singkong, juga harus ditunjang dengan inovasi dan regenerasi supaya tidak mencapai titik akhir adat istiadat.

“Ya harus ada perluasan (bidang tanam singkong), sosialisasi sumber karbohidrat non beras ini. Karena produksi makanan karbohidrat non beras juga harus digalakkan, mengingat luasan bidang tanam beras setiap tahun mengalami penyempitan,” kata Ono.

Kampanye lain yang bisa dilakukan pemerintah mendukung adat istiadat Kampung Cireundeu supaya diterapkan di daerah lain yakni azas kebermanfaatannya.

“Kebiasaan warga mengonsumsi beras ini, dari sisi umur mereka lebih panjang. Lebih sehat, tidak ada obesitas, karena kadar gulanya rendah, ini harus jadi kampenye pemerintah setempat,” tandasnya. (wahyu)

Berita Terkait

Dandim 0607/ Kota Sukabumi tinjau lokasi Karya Bakti TNI.
Apel Pagi Jam Pimpinan, Kapolres Majalengka Berikan Arahan Terkait Kamtibmas dan Etika Tugas
Gelar Coffee Morning, Kapolres Majalengka Bahas Kamtibmas dan Anev Pelaksanaan Tugas
Diduga Monopoli, WIBARA Soroti Proyek Penyedia Tunggal di Disdik Depok
Kegiatan Sosialisasi Akses Reforma Agraria- Fasilitasi Pendampingan Usaha
Anjuran KDM dan Kadisdikbud Kuningan, sudah tak dianggap lagi
BPN Kabupaten Tasikmalaya Bagikan 135 Sertipikat Tanah Elektronik di Desa Barumekar Kecamatan Parungponteng.
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tasikmalaya Hadiri Acara Pisah Sambut Kepala Kejaksaan Negeri Tasikmalaya

Berita Terkait

Selasa, 29 Juli 2025 - 00:22 WIB

Kapolres Tanah Karo Tegas: Jangan Buka Lahan dengan Membakar, Saatnya Beralih ke Teknologi

Selasa, 29 Juli 2025 - 00:10 WIB

Polsek Juhar Hadiri Pelatihan BUMDes: Dorong Desa Juhar Ginting Jadi Mandiri dan Maju

Senin, 28 Juli 2025 - 23:47 WIB

Seorang Wiraswasta di Berastagi, Ditangkap di Kamar Kos Diduga Simpan Sabu

Minggu, 27 Juli 2025 - 20:40 WIB

Polres Tanah Karo Intensifkan Patroli Dini Hari, Cegah 3C dan Balap Liar di Kota Kabanjahe

Minggu, 27 Juli 2025 - 20:36 WIB

Satlantas Polres Tanah Karo: Helm Bukan Aksesoris, Tapi Pelindung Nyawa

Minggu, 27 Juli 2025 - 20:32 WIB

Bukan Musim, Tapi Kelalaian — Kapolres Tanah Karo Soroti Penyebab Karhutla

Minggu, 27 Juli 2025 - 20:28 WIB

Diduga Miliki Narkotika, Pria Asal Desa Raya Diamankan Polisi di Kamar Kos

Sabtu, 26 Juli 2025 - 23:14 WIB

Satlantas Polres Tanah Karo Tegaskan: Anak di Bawah Umur Bukan Untuk Di Jalan

Berita Terbaru