Nasionaldetik.com , Surabaya – Usai ditolak menginjakkan kaki di Singapura beberapa waktu lalu, Abdul Somad (UAS) sering berceramah di daerah, salah satunya di Surabaya. Namun ormas kebangsaan lintas agama suku dan budaya PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu) menolak UAS yang dinilai sebagai “da’i provokator” pendukung dan corong propoganda khilafah yang melahirkan dan merupakan bibit Intoleransi radikalisme dan terorisme.
Penolakan UAS di Surabaya ini disampaikan oleh Ketum PNIB AR. Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) melalui layanan percakapan kepada awak media.
PNIB berkeberatan dan menolak keras rencana diadakannya “Pengajian dan menjadi khatib sholat jumat” yang akan diisi oleh UAS di Masjid Nurul Iman di Komplek Margorejo Indah, Jl. Bendul Merisi Airdas 68, Surabaya, pada tanggal 19 Juli 2024 nanti, masih banyak kyai ataupun ustadz dari Surabaya dan sekitarnya yang mumpuni untuk mengisi pengajian dan khatib serta imam sholat jumat, tak perlu harus mendatangkan UAS corong propoganda khilafah perusak perdamaian dan ketentraman anak bangsa
Sebagaimana diketahui sudah banyak daerah dan negara luar negeri seperti singapura yang menolak kedatangan UAS karena isi ceramahnya yang memecah-belah masyarakat (segregasi) dan digolongkan sebagai penceramah ekstrim atau radikal.
“Maka kami PNIB dan masyarakat Surabaya, menolak UAS berceramah di Surabaya Kota Pahlawan ini. UAS merupakan ‘dai provokator’, yang merusak persatuan dan kesatuan anak bangsa,” terang Gus Wal.
UAS telah sering berceramah yang melecehkan agama lain. Bahkan ia mendukung aksi terorisme yang ekstrim seperti melakukan bom bunuh diri.
“Saat ini bukan lagi saatnya untuk membahas tentang perbedaan sebuah keyakinan, namun bersama-sama kita membahas tentang persamaan – persamaan dalam beberapa keyakinan yang berbeda. Hal tersebut untuk membentuk sebuah harmoni pelangi Kebhinekaan Indonesia yang serba majemuk ini,” jelas Gus Wal.
Gus wal juga sangat berharap kepada Polda Jatim dan Polrestabes Surabaya untuk mempertimbangkan untuk menolak kehadiran UAS yang notabene corong propoganda khilafah ,” tegasnya
Surabaya adalah Kota Pahlawan, jangan dirusak dengan provokasi SARA oleh siapapun yang hanya mengganggu ketentraman dan kedamaian masyarakat Surabaya, terang Gus Wal
“Bersama jaga kampung desa dari Da”i Provokator, bahaya laten Wahabi Khilafah yang melahirkan Intoleransi radikalisme terorisme.”
“Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara,” tutupnya.
Penulis : gus adi
Pimred : Edi uban
Editor : Yuan / Tambunan