Forkopimda Boyolali Hadiri Sedekah Gunung Merapi

Edi Supriadi

- Redaksi

Senin, 8 Juli 2024 - 02:32 WIB

40102 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Nasionaldetik.com , Boyolali.-  Dandim 0724/Boyolali Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo, S. Pd. M. Han. Bersama Forkompimda Kabupaten Boyolali menghadiri acara tradisi Kirab sedekah gunung dan larungan Kerbau ke puncak Gunung Merapi digelar untuk memperingati Malam 1 Suro (7/7/2024).

Bapak Paiman Hadi S salah satu Tokoh Adat setempat mengatakan Bagi masyarakat lereng Gunung Merapi, khususnya Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah, tradisi setahun sekali ini sangat penting.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sejak pertama kali dilakukan oleh Pakubuwono VI, masyarakat di sana belum pernah sekalipun meninggal tradisi ini.

Takut Merapi akan memberikan bahaya, apapun yang terjadi, larungan kepala kerbau ke puncak Merapi tetap dilakukan.

Baca Juga :  Bakti Religi Sambut Hari Bhayagkara, Ratusan Polisi di Brebes Bersih- Bersih Tempat Ibadah

Seperti malam Satu Suro tahun ini, di tengah masih tingginya intensitas erupsi Gunung Merapi.

“Ini sudah menjadi adat budaya,” ucapnya

Dia menyebut kirab sedekah gunung Larung kepala kerbau ini sebagai wujud syukur atas karunia alam yang subur dan takut akan mara bahaya Merapi.

“Tradisi ini susah ada sejak Kanjeng Sunan Pakubuwana ke VI,” tambahnya.

Dia menyebut, saat itu Kanjeng Sunan membawa seekor kerbau dan ubo rampenya ke puncak gunung Merapi.

Kerbau itu lalu disembelih di Pasar Bubrah Gunung Merapi.

Kepala kerbaunya kemudian di larung ke kawah puncak merapi.

Sementara dagingnya dibawa turun kembali dan dibagikan kepada masyarakat sekitar.

Baca Juga :  Jembatan Gantung Merah Putih Desa Wotgalih Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal resmi digunakan : Danrem 071 Wijayakusuma damping Pangdam IV/Diponegoro dalam Peresmiannya.

“Sejak saat itu, tradisi ini selalu dikerjakan masyarakat. Hanya saja, yang dilarung hanya sesajinya saja. khusus yang Larungan kepala kerbaunya baru dikerjakan lagi mulai tahun 1991,” jelasnya.

Sudah 33 tahun  kepala kerbau dibawa naik ke puncak gunung Merapi.

Meski membawa kepala kerbau yang berat tapi petugas yang membawanya seakan tak membawa beban apapun.

Bahkan dari beberapa orang dalam rombongan Pengantar ke puncak, yang membawa kepala kerbau jalannya lebih cepat.

“Kan yang bawa itu gantian. Nah pas bawa kepala kerbau itu jalannya lebih cepat. Enggak tahu apa penyebabnya,” pungkasnya.

Penulis : Agus Kemplu

Pimred : Edi uban

Editor : Yuan / Tambunan

Berita Terkait

Ketua LDK Muhammadiyah Jateng Kecam Aksi Kelompok Anarko dalam Demonstrasi May Day di Semarang
Hari Pendidikan Nasional, Polres Batang Luncurkan Film Edukasi ‘Jejak Persimpangan’ 
Danrem Wijayakusuma Hadiri Upacara Hari Pendidikan Nasional Tingkat Provinsi Jateng
Babinsa Kratonan Sambangi dan Support Usaha Kuliner Khas Solo
Viral..!! Oknum Empat Orang Pelecehan Anak di Bawah Umur Segera Tangkap
Pastikan Kesehatan, Garjas Kodim Boyolali Awali Dengan Tes Kesehatan
Memasuki Hari ke 8 Karya Bakti Daerah Tahap II TA. 2025 Capai Target 35 %
Danrem Wijayakusuma Resmikan Rehab Panti Asuhan dan Serahkan Akta Lahir