Nasionaldetik.com , Majalengka – Kisah mengharukan keluarga salah satu pasien asal Desa Hegarmana Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka mengeluhkan pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cideres.
Pasalnya, menurut informasi dari narasumber bahwa pasien atasnama (AR) warga Desa Hegarmanah Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka, pada Hari Sabtu Tanggal 8 Mei 2024 anaknya (AR) mengalami demam dengan suhu 38,4 yang kemudian dibawalah ke IGD RSUD Cideres, akan tetapi pihak keluarga ketika meminta untuk di cek NS1 positif atau tidaknya DBD ternyata tidak di setujui oleh dokter jaga di IGD pada saat itu dan (AR) pun dipulangkan dengan hanya diberi obat dan kemudian setelah pulang ke rumah (AR) demam lagi suhu 39.5 kemudian (AR) kembali ke rumah sakit dan meminta untuk di NS1 ke dokter jaga yang saat itu sudah ganti sip ternyata (AR) benar positif DBD dan di rawat inapkan.
Hal tersebut pun senada di utarakan oleh keluarga pasien yang namanya minta untuk tidak di publish, menjelaskan kronologisnya dari awal pasien (AR) dipulangkan oleh dokter jaga yang akhirnya di rawat inapkan.
“Pada Hari Sabtu Tanggal 8 Juni tepatnya pukul 01.00 WIB orang tua dari pasien atasnama (AR) membawa anaknya ke IGD RSUD Cideres karena anaknya mengalami demam dengan suhu 38,4, kemudian dirinya meminta untuk cek NS1 tetapi tidak di acc oleh dokter jaga karena itu protap ruangan. Lalu (AR) disuruh pulang dan diberi obat saja. Sehubungan (AR) dirumah demamnya tak kunjung turun malah naik menjadi 39,5 (AR) dibawalah kembali ke IGD pada jam 10 pagi dan kemudian meminta tolong ke dokter jaga yaitu dr. Nunik untuk mengecek positif atau tidaknya Demam Berdarah (DBD) dan alhamdulillah di acc dan benar saja hasilnya ternyata posifif DBD. (berhubung pada saat itu ganti sip, berbeda pula dr yang menanganinya).”.ungkap narasumber. Sabtu, (08/06/24).
“Yang jadi pertanyaan saya kenapa anak saya dipulangin dengan suhu 38.4 dan tidak diperbolehkan cek NS1 di IGD. Sedangkan sekarang di acc cek NS1 di IGD sama dokter nunik”Tambahnya lagi melalui chat whatsapp.
Narasumber juga mengungkapkan bagaimana kalau anaknya mengalami pendarahan lambung karena DBD itu menurutnya menyangkut dengan nyawa.
“DBD itu bukan untuk main-main karena menyangkut dengan nyawa, bagaimana kalau (AR) mengalami pendarahan lambung. Dokter jaganya dokter Wulan, coba tanyakan dan telepon kebagian Pelayanan dan Medis yang membidangi dokter yaitu dr. Egga. Perihal begitu saja (AR) tidak ditangani dengan benar bagaimana kalau menimpa ke orang lain, awam atau masyarakat yang lain.”ungkapnya lagi.
“Iya pas jaga malam waktu dipulangin itu yaitu dokter wulan sama dokter bayu yang jaganya.(AR) ditangani sama dokter wulan”.lanjutnya. Senin, (10/06/24).
Atas informasi dari narasumber tersebut, kami awak media mencoba konfirmas ke dr. Egga Bramasta Akidapi, MM.RS sebagai Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis RSUD Cideres Kabupaten Majalengka melalui sambungan chat whatsapp.
Di dalam chat sambungan whatsappnya membalas, “Waalaikumsalam…
Alhamdulilah baik Kang. Terkait hal ini, kami sampai kan bnyk terimakasih masukan nya.
Segera sy akan tindak lanjuti dan telusuri dulu kronologis nya kebidang terkait.
Insyaallah secepat nya sy akan berkabar kembali🙏”, “Sy blum menanyakan langsung ke igd nya. Karena hari ini sy masih sakit jd blum masuk kerja. Inshaallah klo besok atau lusa sy sudah baik kan dan bisa masuk kantor, baru akan sy telusuri langsung kang🙏”.balasnya. Senin, (10/06/24).
Sehubungan dengan tidak adanya jawaban dari dr. Egga, pada Hari Selasa, (11/06/24) kami awak media mencoba mempertanyakan kembali apakah sudah ada jawabannya belum untuk konfirmasi yang kami kirimkan. dr. Egga membalas, “Sudah kang. Tadi sudah hasilnya, dan akang bisa kontak langsung ke kasubag kemitraan rsud cideres ( pak pujiarto), Karena beliau yang menerangkan secara menyeluruh terkait hal ini.”.balas dr. Egga via whatsapp.
Dihari yang sama awak media ini mendapat informasi kembali dari narasumber bahwa dokter yang bersangkutan sudah dipanggil oleh pihak manajemen rumah sakit.
“Iya kang tadi ada informasinya bahwa dokter jaga di IGD yang waktu melayani itu sudah dipanggil oleh manajemen RSUD Cideres untuk dimintai klarifikasinya. Dan gini kang kabar dari IGD nya berarti salah, ternyata dokter Wulan mah tidak ada, dan yang menangani (AR) itu dokter yang praktek di bawah pengawasan dokter bayu, yang salah memberi informasi itu bu yeti kepru IGD salah ngasih tahu nya”.tutupnya. Selasa, (11/06/24).
Sementara itu, saat ditemui awak media Pujiarto Kepala Sub Bagian Hukum, Kemitraan dan Pemasaran RSUD Cideres pihaknya mengatakan bahwa dr jaga yang menangani pasien (AR) itu sudah sesuai prosedur (SOP).
“Jadi untuk pasien (AR) datang itu betul di pukul 01.00 dini hari dalam keadaan demam, saat itu memang yang jaga dokter Wulan dan dokter Bayu, tetapi yang megang pasien itu adalah dr. Bayu. Kami juga telah meminta klarifikasi dari dr. Bayu, “dok, kenapa nih. Pasien datang seperti apa, oke betul pasien datang kemudian dilakukan cek laboratium dan hasilnya itu normal dalam artian masih batas normal, baik trombosit atau emotogrit, pada DBD memang ada tapi pasien itu masih batas normal, sehingga hasil pemeriksaan fisik, penunjang kan ada berjenjang pak. Nah dr. Bayu pada saat itu tidak mengambil pemeriksaan untuk NS1 seperti yang disampaikan oleh pihak keluarga. Karena fisik pun masih di batas normal meskipun Demam, jadi disuruhlah pulang oleh dr. Bayu”.jelasnya.
Lanjut Pujiarto, “Karena setelah dirumah demam lagi, sehingga masuk lagi dipagi harinya, kebetulan pada saat pagi itu yang jaga di IGDnya dr. Nunik, dan sama melakukan pemeriksaan segala macam. Kemudian pihak keluarga meminta lagi untuk pengecekan NS1. Mungkin dr. Nunik juga melihat tadi malam ada permintaan NS1, lalu dilaksanakan sesuai NS1 dan positif DBD langsunf ke rawat inap. Jadi bukan dr. Bayu atau dr. Nunik ini, petugas kami sudah melakukan sesuai Prosedur (SOP) dimana untuk pemeriksaan NS1 itu diperiksakan pada hari pertama dan kedua, dan itu tidak wajib dilakukan NS1 apabila dari diagnosanya, gejala atau pemeriksaan laboratorium atau keadaan umum fisik yang mengarah kesana serta penunjang yang lain masih dibatas normal berarti gak perlu karena ada tahap-tahapan. Untuk pasien (AR) ini karena masih demam oke lah dilaksanakan NS1”.tutupnya. Rabu, (12/06/24)
Penulis : Ilham
Pimred : Edi uban
Editor : Yuan