PNIB : Indonesia Cemas Jika Pemerintah Tidak Tegas Melarang Wahabi, Khilafah dan Politisasi Agama Terus Melakukan Aksinya

edisupriadi

- Redaksi

Selasa, 11 Juni 2024 - 11:22 WIB

40436 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nasional detik.com

Slogan Menuju Indonesia Emas mempunyai makna masa depan bangsa gemilang, kemilau bak emas permata.  Cita-cita bangsa yang kaya dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia unggul menjadi modal menjadi bangsa besar di bawah pemerintahan yang bersih konsisten dan bermartabat. Namun segalanya bisa berubah ketika pondasi bangsa berupa ideologi masih Pancasila belum selesai disepakati oleh seluruh elemen bangsa.

“Indonesia Emas bisa berubah menjadi Indonesia Cemas jika masih ada paham-paham asing yang ingin mengganti ideologi Pancasila dan menolak kebhinekaan. Kecemasan masyarakat cukup beralasan ketika di sekitar masih kita temui aksi intoleransi, anti keberagaman dan konflik SARA dalam kemasan politik identitas.” Jelas Gus Wal selaku ketua umum organisasi kemasyarakatan lintas Agama, budaya Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) saat diwawancarai oleh awak media.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ketegasan pemerintah dan aparat melarang penyebaran paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD’45 mutlak diperlukan. Kepentingan bangsa menjadi taruhan ketika kepentingan asing yang masuk melalui dakwah pemecah belah dan organisasi keagamaan yang didanai pihak luar masih bebas kita temui.

Baca Juga :  Prabowo Menjadi Calon Presiden Paling Populer di Kalangan Anak Muda, Ini Kata Pengamat Politik

“Pendakwah Wahabi, organisasi baru terafiliasi khilafah masih bebas melakukan perekrutan anggota dengan iming-iming materi. Mereka melakukannya dengan sistemik dan massif dan tiba saatnya sudah membesar, kita baru menyadarinya sebagai sebuah ancaman disintegrasi bangsa. Sekolah dan lembaga pendidikan yang didanai tokoh-tokoh Wahabi masih banyak yang beroperasi. Di Jombang salah satunya, sedang dibangun Boarding School yang dibiayai Wahabi dengan target menjadi yang terbesar se Asia Tenggara. Di Jawa Barat demikian pula, mereka bermodal besar untuk menanamkan pengaruhnya kepada generasi pelajar melalui dunia pendidikan. Ini menjadi kecemasan kita semua dan ke-emasan bagi mereka jika tidak dilarang” lanjut Gus Wal mengungkapkan sejumlah fakta.

Di sisi lain tragedi genosida di Palestina menyita perhatian semua pihak yang merasa prihatin. Di beberapa daerah, menurut pantauan PNIB, kelompok khilafah mendompleng isu kemanusiaan dengan melakukan aksi bela Palestina dan pengumpulan donasi. Gus Wal kembali mengingatkan bahaya laten khilafah yang selalu hadir memanfaatkan situasi yang sedang hangat.

Baca Juga :  Pastikan Stok dan Harga Bahan Pokok, Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni Lakukan Sidak Pasar

“Di Surabaya dan Jogja, mereka melakukan aksi bela Palestina tetapi dengan cara menyerukan tegakknya khilafah. Bagi PNIB itu menjadi upaya memecah belah umat yang paling nyata kita saksikan. Paham khilafah sudah dilarang di Indonesia karena bertentangan dengan Pancasila, tetapi masih dibiarkan memprovokasi masyarakat. Aparat semestinya bisa bertindak tegas menghentikan aksi mereka sebelum banyak korban terpengaruh orasi dan provokasi mereka. PNIB dan segenap elemen masyarakat yang peduli tetap tegaknya NKRI akan terus melakukan perlawanan pada mereka. Jaga kampung, jaga desa, waspadai upaya memecah belah dengan bertopeng fanatisme Agama” pesan Gus Wal di akhir pernyataannya.

 

red.

Berita Terkait

Wau Kabupaten Pacitan Terima Anggaran Rp4 Miliar dari Inpres 2025
Kalbar Membara: Kasus Ria Norsan dan Krisis Kepercayaan Publik
Kasus BP2TD: Rajawali Geram, Minta Polda Kalbar Transparan Soal 3 Tersangka Tertunda!
Rakyat Kusau Makmur Ultimatum PT ATS 1 Ingkar Aturan!
Setelah Gubernur, Siapa Lagi? MAUNG “Tantang” KPK Bongkar Semua Kasus Korupsi di Kalbar!
Klarifikasi Tegas Wartawan FS: Tuduhan ‘Cemari Marwah Jurnalis’ di Banggai Laut Dinilai Tidak Berdasar
LPK-RI Klarifikasi ke Bank Mandiri Region IX Banjarmasin Terkait Agunan 1.565 SHM Plasma Milik Koperasi Sipatuo Sejahtera
Warung Makan Cinta Jaya,Kelezatan Nasi Tiwul Ikan Tuna Khas Pacitan

Berita Terkait

Selasa, 30 September 2025 - 20:11 WIB

RAPAT RT BUKAN FORUM PERSIDANGAN, LBHAM: MENDORONG KIAI MIM MEMPROSES HUKUM RT YANG DIDUGA MELANGGAR HAM.

Selasa, 30 September 2025 - 15:44 WIB

Pendampingan Penanganan ODGJ di Prambon, Polres Nganjuk Tekankan Dampak Sosial dan Kamtibmas

Selasa, 30 September 2025 - 07:45 WIB

Wau Kabupaten Pacitan Terima Anggaran Rp4 Miliar dari Inpres 2025

Senin, 29 September 2025 - 17:19 WIB

Polres Nganjuk Siagakan Personel Amankan Aksi Damai RT/RW di DPRD

Senin, 29 September 2025 - 14:26 WIB

Kapolres Nganjuk Hadiri Apel Akbar KNC 2025, Ribuan Pelajar Nganjuk Terima Beasiswa

Sabtu, 27 September 2025 - 10:29 WIB

“Tragis! Tanah Petani Mojowuku Disulap Jadi Sporadik Atas Nama Makelar, Hati-Hati Pengembang Nakal”

Jumat, 26 September 2025 - 22:05 WIB

Warung Makan Cinta Jaya,Kelezatan Nasi Tiwul Ikan Tuna Khas Pacitan

Kamis, 25 September 2025 - 16:00 WIB

Naas Pelaku Pembacokan Satu Keluarga di Pacitan,Ditemukan Tewas Membusuk di Hutan

Berita Terbaru

Banten

Pemkab Serang dan Uni Emirat Arab Jajaki Peluang Kerjasama

Selasa, 30 Sep 2025 - 20:40 WIB

Lampung barat

SMA Negeri 1 Sekincau Luncurkan Program Makan Bergizi Gratis

Selasa, 30 Sep 2025 - 20:15 WIB