PNIB : Indonesia Cemas Jika Pemerintah Tidak Tegas Melarang Wahabi, Khilafah dan Politisasi Agama Terus Melakukan Aksinya

Edi Supriadi

- Redaksi

Selasa, 11 Juni 2024 - 11:22 WIB

40420 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nasional detik.com

Slogan Menuju Indonesia Emas mempunyai makna masa depan bangsa gemilang, kemilau bak emas permata.  Cita-cita bangsa yang kaya dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia unggul menjadi modal menjadi bangsa besar di bawah pemerintahan yang bersih konsisten dan bermartabat. Namun segalanya bisa berubah ketika pondasi bangsa berupa ideologi masih Pancasila belum selesai disepakati oleh seluruh elemen bangsa.

“Indonesia Emas bisa berubah menjadi Indonesia Cemas jika masih ada paham-paham asing yang ingin mengganti ideologi Pancasila dan menolak kebhinekaan. Kecemasan masyarakat cukup beralasan ketika di sekitar masih kita temui aksi intoleransi, anti keberagaman dan konflik SARA dalam kemasan politik identitas.” Jelas Gus Wal selaku ketua umum organisasi kemasyarakatan lintas Agama, budaya Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) saat diwawancarai oleh awak media.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ketegasan pemerintah dan aparat melarang penyebaran paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD’45 mutlak diperlukan. Kepentingan bangsa menjadi taruhan ketika kepentingan asing yang masuk melalui dakwah pemecah belah dan organisasi keagamaan yang didanai pihak luar masih bebas kita temui.

Baca Juga :  Kodam I/BB Bersama Polri dan Instansi di 4 Provinsi Bersatu dengan Alam untuk NKRI

“Pendakwah Wahabi, organisasi baru terafiliasi khilafah masih bebas melakukan perekrutan anggota dengan iming-iming materi. Mereka melakukannya dengan sistemik dan massif dan tiba saatnya sudah membesar, kita baru menyadarinya sebagai sebuah ancaman disintegrasi bangsa. Sekolah dan lembaga pendidikan yang didanai tokoh-tokoh Wahabi masih banyak yang beroperasi. Di Jombang salah satunya, sedang dibangun Boarding School yang dibiayai Wahabi dengan target menjadi yang terbesar se Asia Tenggara. Di Jawa Barat demikian pula, mereka bermodal besar untuk menanamkan pengaruhnya kepada generasi pelajar melalui dunia pendidikan. Ini menjadi kecemasan kita semua dan ke-emasan bagi mereka jika tidak dilarang” lanjut Gus Wal mengungkapkan sejumlah fakta.

Di sisi lain tragedi genosida di Palestina menyita perhatian semua pihak yang merasa prihatin. Di beberapa daerah, menurut pantauan PNIB, kelompok khilafah mendompleng isu kemanusiaan dengan melakukan aksi bela Palestina dan pengumpulan donasi. Gus Wal kembali mengingatkan bahaya laten khilafah yang selalu hadir memanfaatkan situasi yang sedang hangat.

Baca Juga :  Satgas Yonkav 6/Naga Karimata, Berhasil Menggagalkan Penyelundupan Di malam Natal

“Di Surabaya dan Jogja, mereka melakukan aksi bela Palestina tetapi dengan cara menyerukan tegakknya khilafah. Bagi PNIB itu menjadi upaya memecah belah umat yang paling nyata kita saksikan. Paham khilafah sudah dilarang di Indonesia karena bertentangan dengan Pancasila, tetapi masih dibiarkan memprovokasi masyarakat. Aparat semestinya bisa bertindak tegas menghentikan aksi mereka sebelum banyak korban terpengaruh orasi dan provokasi mereka. PNIB dan segenap elemen masyarakat yang peduli tetap tegaknya NKRI akan terus melakukan perlawanan pada mereka. Jaga kampung, jaga desa, waspadai upaya memecah belah dengan bertopeng fanatisme Agama” pesan Gus Wal di akhir pernyataannya.

 

red.

Berita Terkait

Kuasa Hukum Bongkar Kejanggalan Laporan Pencabulan Guru SMPN 23 Tangerang: “Kronologi & Saksi Tidak Konsisten”
Proyek 70 Miliar Mal Pelayanan Publik di Tangerang: Prioritas Pemerintah atau Ajang Korupsi?
Indonesia Future of Learning Summit (IFLS) 2025
Babinsa Koramil Segah Latih Anggota Paskibra Tingkat Kecamatan
Proyek 70 Miliar Mal Pelayanan Publik di Tangerang: Prioritas Pemerintah atau Ajang Korupsi?
Kedaulatan Rakyat: Bukan Sekadar Slogan, tapi Amana
Kenapa Pokir Harus Dihapuskan? Karena Rentan Terjadinya Penyimpangan & Rawan Dikorupsi
Pengamat Nilai Budi Arie Setiadi Loyal dan Tegak Lurus Perintah Prabowo Subianto

Berita Terkait

Jumat, 15 Agustus 2025 - 09:15 WIB

Polres Nganjuk Takziah, Lepas Kepergian Istri Kapolsek Jatikalen

Kamis, 14 Agustus 2025 - 15:48 WIB

Polres Nganjuk Hadirkan Beras SPHP Murah untuk Warga

Kamis, 14 Agustus 2025 - 15:43 WIB

Sambut Hari Jadi Polwan ke-77, Polres Nganjuk Gelar Vaksinasi Influenza untuk Personel

Kamis, 14 Agustus 2025 - 15:40 WIB

Binrohtal Polres Nganjuk, Tingkatkan Ilmu dan Iman untuk Pelayanan Masyarakat

Kamis, 14 Agustus 2025 - 12:25 WIB

Polres Tulungagung Bekuk Dua Bandar Narkoba, 1,2 Kg Sabu & 60 Ribu Pil Double L Disita, Pelaku Terancam Bui Seumur Hidup

Rabu, 13 Agustus 2025 - 20:12 WIB

Pemeriksaan Polwan Polres Nganjuk: Seragam Rapi, Medsos Aman, HP Bebas Judol

Rabu, 13 Agustus 2025 - 20:08 WIB

Kapolres Nganjuk Klarifikasi Video Viral Penarikan Mobil di Wilangan, Tegaskan Tak Ada Polisi Terlibat

Rabu, 13 Agustus 2025 - 15:39 WIB

Kapolres Jombang Berikan Beasiswa kepada Putra-Putri Pegawai Negeri Pada Polri yang Berprestasi

Berita Terbaru

Jawa timur

Polres Nganjuk Takziah, Lepas Kepergian Istri Kapolsek Jatikalen

Jumat, 15 Agu 2025 - 09:15 WIB