PNIB : JK ke Taliban Jalin Kerjasama, Waspada Upaya Talibanisasi & Suriahisasi Indonesia

edisupriadi

- Redaksi

Sabtu, 8 Juni 2024 - 11:13 WIB

402,514 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nasional detik.com

– Negara Afghanistan yang kini dikuasai kelompok Taliban adalah hasil dari perang saudara. Kelompok muslim radikal Taliban berhasil menyingkirkan Presiden Ashraf Ghani yang nasionalis sejak 2021 lalu. Taliban yang memberlakukan hukum Islam secara ekstrem bagi warga khususnya perempuan dan agama lain menjadi ancaman teror bagi warganya sendiri. Pelarangan musik dan televisi, hukuman cambuk, potong tangan hingga rajam sampai mati di muka umum bagi yang melanggar hukum Islam adalah penerapan kekuasaan yang jauh dari nilai kemanusiaan.

Kabar mantan wakil presiden Jusuf Kalla (JK) berkunjung ke Afghanistan dalam rangka menjalin kerjasama sontak mengejutkan banyak pihak. JK yang menjabat sebagai Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan Ketua Palang Merah Indonesia mempunyai pengaruh cukup besar di kalangan muslim di Indonesia. Kunjungan JK ke negara penghasil pelaku teroris tersebut ditanggapi  dengan keras oleh ormas lintas Agama, suku dan kebhinekaan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Indonesia bukan negara Islam, mengapa harus bekerja sama dengan negara Islam garis keras seperti Afghanistan? Kami menduga JK menyimpan agenda menjadikan menjadikan Indonesia seperti Afganistan dengan menjalin kerjasama dengan negara Islam radikal yang selalu menebar terror. Kekejaman Taliban di masa lalu kepada sesama Muslim tidak bisa dilupakan begitu saja” terang Gus Wal selaku Ketua Umum PNIB kepada awak media.

Baca Juga :  *Babinsa Koramil 09/NL Bantu Warga Lewati Banjir Akibat Curah Hujan Tinggi di Pangkatan Labuhanbatu*

PNIB menghimbau kewaspadaan semua elemen bangsa pada agenda JK yang berpotensi memberi angin segar bagi kaum radikal dan teroris yang masih bersembunyi di Indonesia. Jalinan kerjasama yang sedang diupayakan oleh JK mempertaruhkan kerukunan antar umat beragama jika benar-benar tirealisasikan.

”Kerjasama di bidang pendidikan yang sedang dijajaki JK dan kelompok Talban tidak mustahil akan terjadi pertukaran pemuda dan pelajar. Kita kirim pemuda dan pelajar untuk menimba ilmu Islam garis keras di sana, lalu mereka mendatangkan pemuda dan pelajar berideologi ekstrem kemari, masuk ke masjid-masjid dan sekolah berasrama menyerupai pesantren dengan berkedok memberikan dakwah. Maka tidak butuh waktu lama akan terjadi disharmonisasi dan intoleransi baru hasil impor dari Afghanistan” lanjut Gus Wal.

Baca Juga :  Sinergi TNI-Polri Makin Erat, Dandim 0206/Dairi Sambut Kunjungan Silaturahmi Kapolres Dairi

Kekhawatiran Gus Wal punya alasan kuat berdasarkan fakta yang sering kita temukan. Kelompok Wahabi yang mendirikan Yayasan dan sekolah berasrama banyak sekali ditemukan di beberapa daerah, pendanaannya berasal dari negara Islam garis keras yang ingin menyebarkan pahamnya ke negara mayoritas Muslim.

“Waspadai agenda Wahabikan dan Talibanisasi Indonesia dengan alasan kerjasama  Pendidikan sesama negara Islam. Kita bukan negara Islam meskipun mayoritas Muslim. Kita negara berbhinekka tunggal ika yang menerima perbedaan sebagai sebuah anugerah, bukan untuk dihilangkan. Masih banyak negara lain yang layak diajak kerjasama dibanding Afghanistan dengan Talibanismenya. Jaga desa jaga kampung dari bahaya laten kelompok sarapatigenah yang tidak menginginkan Indonesia majemuk dengan kekayaan budaya dan tradisi warisan nenek moyang asli bangsa kita, bersama bersatu jaga bangsa, bela negara, Lestarikan Pancasila dan merawat tradisi budaya nusantara” pungkas Gus Wal di akhir pernyataannya.

 

Redaksi.

Berita Terkait

Wau Kabupaten Pacitan Terima Anggaran Rp4 Miliar dari Inpres 2025
Kalbar Membara: Kasus Ria Norsan dan Krisis Kepercayaan Publik
Kasus BP2TD: Rajawali Geram, Minta Polda Kalbar Transparan Soal 3 Tersangka Tertunda!
Rakyat Kusau Makmur Ultimatum PT ATS 1 Ingkar Aturan!
Setelah Gubernur, Siapa Lagi? MAUNG “Tantang” KPK Bongkar Semua Kasus Korupsi di Kalbar!
Klarifikasi Tegas Wartawan FS: Tuduhan ‘Cemari Marwah Jurnalis’ di Banggai Laut Dinilai Tidak Berdasar
LPK-RI Klarifikasi ke Bank Mandiri Region IX Banjarmasin Terkait Agunan 1.565 SHM Plasma Milik Koperasi Sipatuo Sejahtera
Warung Makan Cinta Jaya,Kelezatan Nasi Tiwul Ikan Tuna Khas Pacitan

Berita Terkait

Selasa, 30 September 2025 - 11:29 WIB

Perkuat Perlindungan Produk Lokal, Kemenkum Sumut Serahkan Sertifikat KI ke Plaza Medan Fair

Selasa, 30 September 2025 - 08:36 WIB

Kantor Wilayah Kementerian Hukum Sumatera Utara Pastikan Layanan Posbankum Berjalan Optimal di Kabupaten Asahan

Selasa, 30 September 2025 - 06:00 WIB

Polres Nias Resmikan Operasional Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

Selasa, 30 September 2025 - 05:58 WIB

Kapolres Samosir Gelar Bakti Sosial untuk Korban Kebakaran 8 Unit Rumah di Desa Simarmata

Senin, 29 September 2025 - 19:06 WIB

Danrem 083/Bdj Kukuhkan Pergantian Dandim 0818/Kab. Malang-Batu dan 0833/Kota Malang, Apresiasi Pengabdian dan Sambut Pejabat Baru

Senin, 29 September 2025 - 17:06 WIB

Kemenkum Sumut Kawal Ranperda, Pastikan Warga Medan Mudah Akses Informasi Perda dan Kuat Wawasan Kebangsaan

Senin, 29 September 2025 - 14:16 WIB

SLTP Budi Dharma Tebing Tinggi Dukung Atlit Bulutangkis Menuju Prestasi Nasional

Senin, 29 September 2025 - 11:36 WIB

Komandan Denpom I/5 Medan, Letkol CPM Hanri Wira Kusuma Tinggalkan Pesan Inspiratif Penuh Semangat Kebangsaan

Berita Terbaru

Jawa timur

Wau Kabupaten Pacitan Terima Anggaran Rp4 Miliar dari Inpres 2025

Selasa, 30 Sep 2025 - 07:45 WIB