PNIB : Untuk Apa Ada Bansos Kalau BBM Naik, Lebih Baik Tidak Ada Bansos Tapi BBM Turun & Pendidikan Gratis

- Redaksi

Rabu, 29 Mei 2024 - 23:47 WIB

40976 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Nasionaldetik.com, Jombang – Rencana Pemerintah untuk menaikkan BBM subsidi dan non subsidi para bulan Juni menuai banyak tanggapan. Krisis di timur tengah dan kenaikan harga minyak mentah memaksa pemerintah mengeluarkan biaya lebih untuk mengimpor BBM. Dan seperti yang telah terjadi sebelumnya, kenaikan BBM akan berdampak pada kenaikan sektor lain khususnya distribusi pangan yang berhubungan dengan sarana transportasi menggunakan BBM.

“Kenaikan BBM dampaknya cukup besar bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Harga-harga sembako dipastikan akan naik, moda transportasi di daerah ikut naik menyesuaikan kenaikan BBM. Masyarakat di desa dengan pendapatan minim akan merasakan lonjakan BBM sebagai meroketnya belanja kebutuhan pokok sehari-hari. Ini fakta yang barangkali berbeda dengan dampaknya di kota-kota besar dengan pendapatan lebih tinggi” ungkap Gus Wal selaku ketua umum Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) menanggapi rencana kenaikan BBM.

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

PNIB juga menyoroti perekonomian yang masih belum merata di penjuru daerah, kebijakan Bansos dan subsidi salah sasaran yang masih sering terjadi. Persoalan semakin komplek saat ditambah kenaikan BBM yang berdampak pada kenaikan biaya mobilitas masyarakat untuk beraktifitas dan berusaha.

Baca Juga :  Debat Publik Kedua Pilwali Kediri 2024 Berlangsung Meriah dan Kondusif

“Subsidi tunai dan Bansos yang hanya diterima tidak lebih dar 10% jumlah penduduk Indonesia pada akhirnya tidak berarti apa-apa ketika BBM, sembako, listrik ikut naik. Bagi masyarakat tidak mampu namun tidak terjangkau Bansos karena persoalan amburadulnya data, akan semakin membuat mereka terpuruk dalam kemiskinannya. PNIB menghimbau penghapusan bansos yang lebih banyak salah sasaran, lebih baik dialokasikan untuk memurahkan harga BBM. Harga BBM murah otomatis akan membuat sektor lain ikut turun” lanjut Gus Wal

Beban ekonomi masyarakat yang semakin tinggi dan tidak tersolusikan dengan baik oleh pemerintah lambat laun akan menimbulkan kerawanan sosial. PNIB mendorong pemerintah untuk lebih berpihak kepada persoalan masyarakat kelas bawah yang nyata terjadi. Kebijakan pemerintah seharusnya dibuat dengan mempertimbangkan dampak langsung bagi rakyat miskin, mereka jumlahnya hampir setengah dari jumlah penduduk Indonesia.

Baca Juga :  Rutan kelas 1 Jakarta Pusat , Komitmen Berikan Pelayanan Publik yang Humanis Berbasis Hak asasi Manusia

“Lebih baik tidak ada Bansos, BLT atau subsidi tunai jika BBM naik. Jumlah yang diterima tidak naik dan diserahkan 3 bulan sekali, biasanya tidak sampai seminggu habis untuk membayar hutang warung. Ini fakta yang terjadi di kampung-kampung. Kenaikan BBM di negara yang kaya minyak bumi itu sesuatu yang ironis. Sumber daya alam yang dijual mentah akan berharga murah, namun ketika kita butuh bahan olahan maka harus membayarnya lebih mahal. BBM Pertalite, Solar, Pertamax itu bahan mentahnya dari kita sendiri yang kita ekspor, dan ketika berubah menjadi BBM kita harus mengimpor dari negara lain yang sudah pasti mahal dan harganya bisa dipermainkan. Jangan sampai slogan Indonesia Emas justru berubah menjadi Indonesia Cemas karena rakyatnya yang semakin menderita” tutup Gus Wal

Penulis : Gus wal

Editor : Edi uban

Sumber Berita : Yuan

Berita Terkait

642 Personel Polres Kendal Siap Kawal Pemungutan Suara Pilkada 2024
Apel Siaga Pengawasan Masa Tenang dan Pilkada di Brebes, Wakapolres Sampaikan Pesan Kamtibmas
Pastikan Kesehatan Para Tahanan, Ini Yang Dilakukan Sat Tahti Polres Brebes
Catatan Hari Sumpah Pemuda 2024 – Oleh Gus Faiz Ketua Karang Taruna Kecamatan Tembelang
450 Milyar Uang Korupsi Perkebunan Sawit Sumatra Disita, PNIB : Usut Tuntas Dugaan Dananya Mengalir ke Kelompok Wahabi Khilafah
PNIB : Stop Bawa Bawa Agama Dalam Kampanye, Pilkada Memilih Pemimpin Pelayan Rakyat Bukan Pemimpin Agama
PNIB : Jamah Islamiyah Menyatakan Bubar, Tetap Waspada Bahaya Khilafah Wahabi Terorisme yang Justru Lebih Radikal dan Intoleran
PNIB : Waspada! Polemik Nasab Habib Syiah dan Salafi Wahabi Pemecah Belah Umat Islam Tradisional & Kedaulatan Bangsa

Berita Terkait

Selasa, 10 Desember 2024 - 16:15 WIB

Buka Rakernas PJSI 2024, Kasad: Bekerja dengan Hati Demi Raih Prestasi

Selasa, 10 Desember 2024 - 06:28 WIB

Babinsa Penggilingan Bersama PPSU Bersihkan Sampah di Saluran Air

Senin, 9 Desember 2024 - 04:49 WIB

Kolaborasi Koramil Kramatjati Bersama Dinas UPK Air, SDA, PPSU dan LH, Karbak Bersihkan Bantaran Sungai Ciliwung

Minggu, 8 Desember 2024 - 15:21 WIB

Giat Karya Bhakti Koramil 04/Pulogadung Bersihkan Sampah Di Bantaran Kali BKT

Sabtu, 7 Desember 2024 - 15:09 WIB

Gratis !!! Ayo Saksikan Kejurnas Judo Kasad Cup XV Tahun 2024

Sabtu, 7 Desember 2024 - 07:57 WIB

Jakarta Bersiap! The Inspire Concert Siap Guncang GKJ, 24 Januari 2025

Sabtu, 7 Desember 2024 - 07:53 WIB

Proyek Pembangunan 3 Juta Rumah Nasional Diapresiasi Banyak Pihak

Sabtu, 7 Desember 2024 - 00:18 WIB

Pangkoops Udara I Hadiri Kegiatan Senior Officer Bilateral Engagement

Berita Terbaru

HUKUM & KRIMINAL

Polres Kendal Bongkar Praktik Perjudian Togel di Angkringan Cepiring

Kamis, 12 Des 2024 - 04:35 WIB