Nasionaldetik.com, Jombang – Sebuah fakta dibalik banyaknya polemik yang terjadi di sektor industri baru wilayah Kecamatan Bandarkedungmulyo, Kabupaten Jombang, beberapa perusahaan milik asing (PMA) yang masuk diwilayah setempat dan berhasil mendapatkan sambutan baik serta diterima oleh warga, disinyalir tidak mulus dan begitu saja bisa mendapatkan perhatian dari masyarakat. Selasa (28/05/24)
Awal mula terjadi komitmen dan visi serta misi yang baik antara kepala desa dan tim dari tokoh masyarakat Desa Bandarkedungmulyo yaitu Jatmiko Dwi Utomo, mereka berkomitmen untuk membangun ekonomi masyarakat dengan jalan memasukkan investor dari perusahaan milik asing (PMA) untuk membangun pabrik di wilayah setempat dengan pilihan lokasi sawah yang tidak produktif.
Awak media dari nasionaldetik.com ingin bertemu kepala desa bandarkedungmulyo tapi tidak ada ditempat lagi ada acara dipuskesmas ujar perangkat yang ada di baldes lalu saya kepuskesmas tidak ada juga kepala desa bandarkedungmulyo Zainal di puskesmas bandarkedungmulyo

Sebuah kronologi lama sebelum adanya investor dari Perusahaan Milik Asing (PMA) yang masuk di wilayah Bandarkedungmulyo, Jatmiko mengungkapkan bahwa adanya polemik yang kerap terjadi terkait aktifitas pembangunan pabrik yang seakan tak kunjung selesai ini adalah dari sejarah perjalanan awal masuknya investor dan kepala desa mulai melupakan komitmen awal, yang sebelumnya bertujuan murni untuk meningkatkan ekonomi warga Bandarkedungmulyo dengan menghadirkan perusahaan besar. Namun sayang, menurut Jatmiko sikap dan arah tujuan kepala desa telah berubah dan terlihat banyak memikirkan kepentingan pribadinya dengan mengambil keuntungan yang tidak wajar, baik dari pihak investor maupun masyarakat yang menjual lahannya untuk lokasi pembangunan pabrik.
“ komitmen antara saya dan Zainal di tahun 2019 yang ingin membangun dan mensejahterakan masyarakat Bandarkedungmulyo, telah saya awali dengan menghadirkan investor dari perusahaan milik asing dan membuat perencanaan lokasi strategis untuk pembangunan pabrik dengan pembebasan lahan dari banyaknya sawah yang tidak lagi produktif. Singkat ceritanya saya telah berusaha semaksimal mungkin sampai investor tertarik dan membeli banyak lahan untuk bakal dibangun pabrik, bahkan ada beberapa pekerjaan saya yang sampai sekarang belum selesai pembayaran. Namun kemudian di tahun 2022-2023 saya melihat banyak gerakan yang menurut saya menodai komitmen awal dan sikap yang tidak adil terhadap masyarakat,” ungkap Jatmiko.