Medan
Aliansi mahasiswa Cipayung di Universitas Sumatera Utara, Senin (20/05/2023) melakukan aksi demo di depan Biro Rektor.
Aksi ini dilakukan untuk menuntut penurunan uang kuliah tunggal yang naik melejit dalam waktu dekat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mahasiswa mengatakan, kenaikan uang kuliah ini dipandang sebagai komersialisasi pendidikan yang akhirnya akan membatasi kemampuan secara ekonomi bagi calon-calon mahasiswa.
Oleh karenanya, tuntutan ini bukan hanya pada pihak kampus, juga pada Kemendikbud untuk merivisi Permendikbud Nomor 2 Tahun 2024.
Uang kuliah yang ditawarkan oleh USU atau beberapa universitas lainnya di Indonesia dipandang akan mengurungkan niat calon mahasiswa dalam memperoleh pendidikan tinggi. Hal ini tentu dipengaruhi oleh tingginya uang kuliah.
Adapun tuntutan dalam aksi ini, seperti:
1. Menuntut Pencabutan SK Rektor No. 1194/Un5.1.R/Sk/Keu/2024 tentang Penetapan Tarif Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Iuran Pengembangan Institusi (IPI) Mahasiswa Baru Program Studi Sarjana dan Diploma Jalur Masuk SNBT, SNBP, dan Mandiri di Lingkungan Universitas Sumatera Utara.
2. Mendesak dan menuntut keras untuk merevisi Permendikbud No. 2 Tahun 2024.
3. Menuntut transparansi dan akuntabilitas anggaran Universitas Sumatera Utara kepada mahasiswa.
4. Menuntut pemerataan pembangunan fasilitas kampus, baik di tingkat fakultas mau pun tingkat universitas.
5. Menolak politisasi dan intervensi pihak rektorat terhadap gerakan mahasiswa yang dianggap menghambat dan merusak gerakan mahasiswa dan terciptanya demokrasi di tengah mahasiswa USU dan menolak kapitalisasi kampus.
6. Mengecam keras serta mengevaluasi beasiswa yang tidak tepat sasaran.
Kenaikan uang kuliah yang cukup signifikan ini dapat dilihat, seperti Fakultas Kedokteran yang mengalami kenaikan hingga Rp 20 Juta, Fakultas Teknik yang mengalami kenaikan hingga Rp 8,2 Juta, atau Fakultas Kedokteran Gigi yang mengalami kenaikan hingga Rp 17 Juta.
Ini hanya gambaran kenaikan uang kuliah di tiga fakultas dari enam belas fakultas yang ada di Universitas Sumatera Utara.
Dalam membersamai aksi ini, ada beberapa organisasi mahasiswa Cipayung yang ada di USU. Seperti GMNI, PMKRI, PMII, KAMMI, serta beberapa organisasi-organisasi mahasiswa lainnya.
Diga Pinem selaku Koordinator Pimpinan Aksi berpendapat jika kenaikan uang kuliah ini masih menjadi penolakan di kalangan mahasiswa.
“Terlebih mahasiswa yang tergabung dalam pergerakan” ucapnya.
Menurutnya gerakan ini akan terus dilakukan hingga adanya penurunan uang kuliah dan pencabutan SK Rektor terkait kenaikan uang kuliah.
Gerakan ini akan memperjuangkan calon mahasiswa yang perekonomiannya kurang baik untuk mengenyam pendidikan tinggi.
Mimpi yang tinggi tidak boleh dikubur hanya karena uang kuliah yang dinaikkan. “Gerakan ini akan seperti gelindingan es yang semakin lama akan semakin membesar, hingga perjuangan dimenangkan” tandasnya.(red)