PNIB : Tolak Buronan Internasional Zakir Naik Berceramah Memecah Belah Umat Di Indonesia

Edi Supriadi

- Redaksi

Minggu, 19 Mei 2024 - 11:40 WIB

40870 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Nasionaldetik.com , Jombang – Zakir Naik merupakan sosok penceramah kontroversial di berbagai negara. Pokok pikiran dan isi ceramahnya senantiasa menciptakan kesalahpahaman umat. Baik dari kalangan Muslim maupun pemeluk agama lain. Zakir Naik pada sebagian kalangan dianggap bukan seorang ahli agama, tetapi seseorang yang mempertentangkan satu agama dengan agama lain.

Di negaranya asalnya sendiri, India, Zakir Naik termasuk buronan pihak penegak hukum karena sepak terjangnya yang dianggap melahirkan perpecahan pandangan antar pemeluk Agama. Menyusul negara-negara mayoritas muslim melakukan penolakan pada sosok yang satu ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dengan fakta tersebut sudah saatnya warga Indonesia menolak kehadiran Zakir Naik untuk berceramah yang rencananya akan melakukan safari ceramahnya keliling Indonesia pada bulan Agustus – September 2024. Ormas kebhinekaan lintas Agama suku dan budaya Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) menganggap kehadiran Zakir Naik adalah sebuah ancaman besar bagi kerukunan umat beragama, baik saai ini maupun ke depannya.

“Kehadiran aktor intelektual ahli propaganda radikalisme Zakir Naik ke Indonesia harus ditolak. Dia sudah dicekal di berbagai negara, tetapi mengapa di Indonesia justru diberi karpet merah untuk safari berceramah? PNIB berpendapat ini menjadi sebuah konspirasi internasional dari pengikut paham Wahabi di Indonesia apabila Zakir Naik diijinkan masuk ke Indonesia. Kita tidak boleh kalah dengan upaya mereka dalam memperlemah persatuan dan kesatuan Islam di Nusantara yang selama ini sudah berjalan harmonis” jelas Gus Wal selaku Kuetua Umum PNIB.

Baca Juga :  Kapolsek Sumberjaya pimpin pengamanan aksi demo,dengan pendekatan Humanis

Pemerintah sudah seharusnya melakukan pertimbangan matang, kehadiran Zakir Naik lebih banyak memberikan manfaat atau mudharotnya. Penolakan penceramah oleh beberapa ormas terkait rekam jejaknya dengan rapot merah, seharusnya dijadikan indikasi bahwa potensi perpecahan di depan mata.

“PNIB konsisten menolak kehadiran Zakir Naik dengan bekingan siapapun. Ini semua dilakukan demi menjaga kerukunan umat beragama terhadap ancaman intoleransi, radikalisme, Wahabi, Khilafah dan terorisme. Umat Islam jangan mau diadu domba oleh isi ceramah Zakir Naik yang selalu bertentangan dengan Al-Quran dan Hadist dalam setiap kesempatan. Bagi masyarakat yang masih lemah imannya dan butuh bimbingan, isi ceramah Zakir Naik bisa menjebak pemahaman yang keliru tentang Agama.” lanjut Gus Wal yang mengikuti sepak terjang Zakir Naik sejak lama.

Baca Juga :  Perbarui Data Wilayah, Babinsa Kratonan Puldatater

Indonesia yang mayoritas pemeluk agama Islam butuh penceramah yang menyatukan, bukan yang memperbandingan bahkan membenci Agama lain dengan alibi apapun. Kita harus ingat bahwa kebencian menjadi awal terjadinya aksi intoleransi. Dan intoleransi adalah bibit utama terjadinya tindakan radikal dan kemudian aksi terorisme yang pasti menelan korban.

“Akar permasalahan aksi terorisme diawali dari mendapatkan ceramah yang melenceng dari kaidah, namun diyakini sebagai kebenaran karena dilakukan secara berkelanjutan. Ceramah Zakir Naik berpotensi melahirkan bibit-bibit teroris baru. Itulah alasan mengapa dia menjadi buronan di berbagai negara. Selamatkan Indonesia dari perpecahan akibat provokasi penceramah impor yang belum tentu paham karakter dan budaya bangsa kita. Jangan sampai kita menjadi Suriah dan Afghanistan yang hancur karena perang saudara sesama muslim, Rakyat Indonesia harus bersatu menolak Zakir Naik beserta para da’i provokator lainya, Tolak Wahabi Khilafah cikal bakal lahirnya Intoleransi, Radikalisme Separatisme Terorisme dan anti Nasionalisme” tutup Gus Wal kepada awak media.

Berita Terkait

Karnaval Jelang kemerdekaan Indonesia ke 80. PAUD wilayah Kelurahan sunter jaya
Tidak Ditemukan Narkoba, Rutan Humbahas Disir Blok Hunian Secara Menyeluruh
Massa FORMASI Unjuk Rasa di Kantor Dishub Sumut, Teriakkan Dugaan Penyalahgunaan Jabatan Mantan Kadishub Medan
Satsamapta Polres Tanah Karo Gelar Patroli Dialogis di Wilayah Kabanjahe
Lapas Lubuk Pakam Gelar Porseni, Kobarkan Semangat Kemerdekaan
Semarak Sambut Hari Kemerdekaan, Rutan Perempuan Medan Gelar Porseni 2025
Dukung Asta Cita Presiden RI, Lapas Kelas IIB Siborongborong Bagikan Bansos Kepada Masyarakat Sekitar
DPP-SPKN Laporkan ke Polda Riau Dugaan Korupsi Kegiatan Sekretariat DPRD Riau Tahun 2024 Senilai Rp40 M dan Perjalanan Dinas Biasa  2025 Senilai Rp73 miliar

Berita Terkait

Jumat, 15 Agustus 2025 - 08:34 WIB

Dari Medan Perang ke Medan Pembangunan: Perjuangan Merdeka yang Tak Pernah Usai

Kamis, 14 Agustus 2025 - 15:37 WIB

Kemerdekaan: Perjuangan Terus Berlanjut

Kamis, 14 Agustus 2025 - 15:34 WIB

Dari Merdeka ke Maju: Aksi Nyata, Bukan Sekadar Kata

Kamis, 14 Agustus 2025 - 15:31 WIB

80 Tahun Merdeka: Warisi Nilai, Bangun Masa Depan

Kamis, 14 Agustus 2025 - 15:27 WIB

Merdeka untuk Maju: Pembangunan Berkelanjutan di Usia 80 Tahun Indonesia

Kamis, 14 Agustus 2025 - 09:12 WIB

80 Tahun Indonesia Merdeka: Meneguhkan Persatuan dan Kesatuan

Kamis, 14 Agustus 2025 - 00:56 WIB

80 Tahun Indonesia Merdeka: Meneguhkan Persatuan dan Kesatuan

Rabu, 13 Agustus 2025 - 22:13 WIB

Merdeka: Sebuah Janji yang Tak Pernah Padam

Berita Terbaru

Jawa timur

Polres Nganjuk Takziah, Lepas Kepergian Istri Kapolsek Jatikalen

Jumat, 15 Agu 2025 - 09:15 WIB

MEDAN

LPA DELI SERDANG BENTUK PANITIA FORUM DAERAH KE-III

Jumat, 15 Agu 2025 - 08:50 WIB