Buperta, 26 Pebruari 2024,
Di penghujung acara penganugrahan Golden Award Ikatan Wartawan Online Indonesia (IWO Indonesia) saya harus pamit pada yang punya acara. Bersama istri diantar dinda Munawar, menyeruak di kerumunan hadirin yang memang tidak sedikit, di mana malam itu mereka mengabdikan diri dalam acara pentas budaya yang di gelar megah oleh organisasi profesi jurnalis itu.
Erat aku dan Ketua Umum IWO Indonesia ber-genggam tangan, dengan sedikit merunduk, Icang Rahardian berkata lirih padaku namun dengan intonasi kuat …”Do’akan saya kiyai…” kami saling menatap. Tajam sorot mata Icang dan bibir gemetar manakala, ku sahut….”Dari garis di wajah dan cekung kelopak matamu. Ananda Icang, kamu sudah mendaki. Keluh kasah, asam manis nya mengemudikan IWO I sudah kamu lalui”.
“Dan sorot matamu bercerita banyak tentang perjalanan 6 tahun mu bersama
Ikatan Wartawan Online se-Indonesia ini sebagai wadah berhimpunnya para jurnalis atawa wartawan online……..”
Hasilnya dapat kita saksikan dalam perhelatan 6 tahun IWO I dan penganugrahan Golden Award IWO Indonesia yang diselenggarakan dengan penuh Hikmat dan megah.
Lebih dari itu, dihadiri pula pejabat sipil dan militer dari provinsi dan kabupaten/kota di mana IWO I Secara resmi ada perwakilan organisasinya.
Tidak terbayangkan, menata katakanlah memenej atawa menata sekumpulan wartawan dari suku, etnis dengan latar belakang kehidupan dari budaya yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perihal ini dapat dilihat guratan di wajah dan cekung kelopak mata Icang Rahadian yang terkadang ditingkahi sorot mata yang tajam, menyelidik tak pernah menyerah.
Inilah yang tersisa, dan untuk perihal ini dapat kita lihat manakala sang Ketum mendirijeni ratusan masyarakat IWO I jelang perhelatan malam itu dimulai.
Dalam pandanganku, Icang Rahardian sangat egaliter dan dinamis. Coba perhatikan pesan yang disampaikan saat membuka cara Malam Penganugrahan Golden Award, 26 Pebruari 2024 Graha Wisata Cibubur.
Akhirnya ku ucapkan “Selamat Hari Ulang Tahun IWO Indonesia yang ke 6 dan berharap organisasi ini menjadi wadah para wartawan online seluruh Indonesia.”
“Setialah pada profesi wartawan ini, sebab ini adalah profesi yang terhormat. Sama halnya dengan para legislatif, yudikatif dan eksekutif. Karena wartawan atau pers ini adalah kekuatan keempat pilar demokrasi Indonesia,”
Oleh:
KH Ronggosutrisno Tahir, budayawan Taman Ismail Marjuki tahun 1980an dan anggota legislator DKI Jakarta. Pencetus berdirinya Islamic Center Jakarta Utara.
Salah satu penerima Golden Award IWO Indonesia Kategori Tokoh Budayawan Inspiratif