Makassar, Nasionaldetik.com – Peternak ayam di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) mulai banyak yang melakukan konversi energi, beralih dari yang semula menggunakan solar untuk menggerakkan mesin penghangat kandang, ke penggunaan listrik dari PLN. Upaya konvesrsi ini ternyata terbukti bisa menghemat biaya hingga mempercepat waktu produksi.
Salah seorang peternak ayam kandang tertutup, Mustakim mengungkapkan, penggunaan listrik PLN lebih efisien dibanding menggunakan genset, terutama untuk pengoperasian kipas blower, penghangat ruangan dan lampu. Saat menggunakan genset, dirinya membutuhkan solar sebanyak 3.600 liter perbulan dengan biaya sekitar Rp.32 juta. Namun ketika beralih menggunakan listrik, biaya yang dibutuhkan perbulannya hanya sekitar Rp.7 juta saja, artinya ada penghematan sebesar Rp.25 juta perbulan.
Dari sisi waktu produksi, penggunaan listrik juga dianggap bisa mempercepat waktu panen. Sebelumnya, saat menggunakan genset, dia membutuhkan waktu sekitar 28 hari untuk bisa memanen hasil peternakannya. Kini, hanya butuh waktu 22 hari saja ayam-ayamnya sudah bisa dipanen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Setelah menggunakan listrik, kami dapat mengoptimalkan produksi yang tadinya panen membutuhkan waktu 28 hari kini hanya membutuhkan waktu 22 hari, biaya juga sangat murah, sehingga dari sisi efektifitas waktu lebih singkat dan omzet kami pun otomatis meningkat,” paparnya, Rabu (7/2/2024).
Dia menambahkan, faktor utama keberhasilan mengelola peternakannya adalah menjaga suhu tubuh ayam. Hal tersebut bisa lebih efektif saat dirinya mengalihkan penggunaan energi ke listrik karena dianggap lebih stabil. “Menjaga suhu kandang menggunakan peralatan elektronik bertujuan meningkatkan performa produksi ayam telur maupun pertumbuhan ayam daging. Makanya penggunaan listrik menjadi efektif,” ujar Mustakim.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat (Sulselrabar) Moch. Andy Adchaminoerdin menjelaskan pihaknya akan selalu berkomitmen mendorong ekonomi berkelanjutan pelaku usaha di sektor agrikultur melalui program Electrifying Agriculture (EA) untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional yang meningkatkan keuntungan.
Hingga akhir 2023, jumlah pelanggan Program EA di Sulselrabar dikatakannya telah mencapai 3.340 dengan total daya tersambung sebesar 186.138 kVA.
Capaian tersebut menjadi langkah strategis perseroan dalam upaya mendukung pengentasan kemiskinan melalui sektor ketenagalistrikan.
“Melalui program ini PLN berupaya menciptakan Creating Shared Value (CSV) bagi masyarakat dan lingkungan sekitar lewat berbagai inovasi teknologi kelistrikan. Kami optimis kualitas dan kuantitas produktivitas para petani di wilayah ini dapat meningkat, maju dan modern melalui EA,” ujar Andy.
Editor : Fikri/Red