Pemilu 2024,Negara Demokrasi di Lingkaran Politik Dinasti

- Redaksi

Minggu, 10 Desember 2023 - 14:26 WIB

40196 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Semarang,Nasionaldetik.com-Fenomena politik dinasti yang belakangan marak diperbincangkan merupakan ‘lampu kuning’ atau pertanda tidak baik-baik saja dalam
sistem demokrasi di Indonesia.

Dalam rangka mengulik dan mengkritisi fenomena politik dinasti di Indonesia, Merintis Indonesia berkolaborasi dengan BEM FISIP Undip mengadakan Talkshow yang bertemakan “Pemilu 2024: Negara Demokrasi di Lingkaran Politik Dinasti” di Ruang Teater, Gedung C, Kampus FISIP Undip,kamis (7/12/2023).


Kegiatan tersebut dihadiri lebih dari 150 mahasiswa yang berasal dari Universitas
Diponegoro dan perguruan tinggi lainnya di Kota Semarang.
Mahasiswa cukup antusias
dalam mengikuti forum diskusi yang membahas mengenai kondisi demokrasi negara ini
yang sedang menuju fase kritis sebagaimana diungkapkan Dosen FISIP Undip, Aji Imawan.

“Melihat fenomena sosial politik saat ini, sistem pemilu dan demokrasi bangsa
Indonesia mendapat ‘lampu kuning’ atau pertanda sedang tidak baik-baik saja”, kata Aji

Selaras dengan Aji, Satria Naufal yang merupakan Ketua BEM FISIP UB turut
mengomentari terjadinya politik dinasti di negara ini.
“Fenomena politik dinasti perlu dilihat dari berbagai aspek (helicopter view), seperti
penyebab, dampak, hingga aturan didalamnya. Apabila dirasa politik dinasti hal yang
tidak wajar maka jangan diwajarkan seperti yang terjadi saat ini. Harus ada kesetaraan
akses bagi seluruh warga negara sehingga bukan hanya segelintir pihak yang memiliki
previllege tertentu”, beber Satria.

Diskusi semakin meriah ketika sesi tanya jawab membahas mengenai kaitan politik dan
infotaiment. Hal ini merujuk pada pesatnya perkembangan media sosial yang dijadikan
komoditas untuk menguntungkan sekaligus merugikan pihak tertentu seperti yang
dikatakan Ketua BEM FISIP Undip, Yazid Suhada.
“Maraknya isu-isu yang berkembang di media sosial merupakan produk buzzer yang
suka pelintir sana sini. Disisi lain, narasi-narasi yang ada kerap mengunggulkan pihak
tertentu dan merugikan pihak lain sehingga mengikis rasionalitas pemilih”, ungkap
Yazid.

Yazid Suhada yang merupakan mahasiswa aktif Ilmu Pemerintahan FISIP Undip
bahkan turut menyindir Cawapres yang sering absen dalam sesi diskusi publik dan
menantangnya hadir di tataran mahasiswa untuk uji gagasan layaknya Capres dan Cawapres lainnya.(*)

Baca Juga :  Pemerintah bersama DPRD Pakpak Bharat menandatangani Pakta Integritas Kebijakan Umum

Penulis : Reza Ardiansyah

Editor : Yuan

Berita Terkait

“Damai di Gigobak: Jumat Bersama Satgas TNI, Bukti Sinak Kembali Kondusif”
Pererat Sinergi, Komandan Batalyon 13 Rejimen Askar Melayu Diraja (RAMD) Kunker ke Kotis Nanga Badau Yonkav 3/AC
Kolaborasi Cegah Stunting, Babinsa Koramil 07/Salak Hadiri Mini Lokakarya Program Bangga Kencana di Kecamatan PGGS
Babinsa Koramil 04/Tigalingga Dampingi Penyaluran BLT-DD, Teguhkan Rasa Syukur dan Kebersamaan Warga Lau Sireme
Chairum Lubis SH : “Jumat Barokah” Membentuk Jalinan Silaturahmi Sesama Jurnalis
*Babinsa Komsos Bersama Warga Di Warung Kopi*
Upacara Pemakaman Secara Militer, Kodim 0308/Pariaman Lepas Kepergian Alm. Purn Serma Syamsir Mara
Polres Majalengka gelar apel pengamanan libur panjang Tahun baru Islam 1447H