Mikha Gabriel Meliala berujar : “Saya sangat setuju dengan tampil nya kaum muda dalam kepemimpinan Nasional tetapi sosok pemuda yg tampil dalam kepemimpinan nasional tersebut adalah sosok pemuda yg memang karena dia layak menjadi seorang pemimpin”.
“Pemimpin muda yg lahir dan berproses dari bawah dan tampil menjadi pemimpin karena kemampuan, pengalaman dan gagasan besarnya serta personalitinya yg paripurna, Pemuda yg mampu merasakan denyut nadi penderitaan rakyat, pemuda yg bisa memahami suara tawa dan isak tangis penderitaan rakyat”.
“Pemuda yang murka terhadap kemiskinan rakyat. Pemuda yang mampu menjadi penyambung lidah rakyat, Pemuda yang tampil sebagai Putra Sang Fajar. Bukan sosok pemuda karbitan yang tampil menjadi pemimpin karena praktik dan perilaku politik dinasti”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Bukan seorang pemuda yg menjadi pemimpin karena Bapak / Ibunya Presiden, Gubernur atau Bupati / Walikota yg kemudian dia dipersiapkan menjadi pemimpin selanjutnya tanpa melihat kompetensinya”.
“Saya sangat setuju terhadap kepemimpinan kaum muda yg lahir dari rahim penderitaan rakyat sebagai seorang Satrio Piningit”.
Stop dan Hentikan propaganda dan kampanye serta manipulasi makna tentang kepemimpinan nasional kaum muda bila sosok Pemuda yang dimaksudkan tersebut tampil menjadi pemimpin bukan karena konsep dan gagasan besar yang dimilikinya, bukan karena kemampuan dan prestasi serta pengalamannya yang serta Paripurna sehingga membuat dia memang layak untuk itu tetapi bila sosok pemuda tersebut menjadi pemimpin hanya semata mata karena perilaku dan praktik politik Dinasti yg ingin mempertahankan dinasti kekuasaan atau pencalonan sosok pemuda tersebut hanya demi kepentingan elektoral dlm merebut suara kaum muda.
Narasi Politik ini disampaikan oleh Narasumber : Mikha Gabriel Meliala, Ketua Gerakan Membangun Generasi Muda Indonesia, Wakil Ketua DPC BMI Kota Medan.(rel)
