TULUNGAGUNG, Nasionaldetik.com -Dinas Kesehatan Tulungagung menggelar kegiatan monitoring, Evaluasi, Validasi tentang Penyuksesan program nasional terkait eliminasi penyakit Tuberkulosis (TBC) tahun 2030 ,yang mana dalam hal itu masih menjadi target prioritas dalam program kerja Pemerintah Kabupaten Tulungagung melalui Dinas Kesehatan
Pelaksanaan Kegiatan Monitoring tersebut Bertempat di Balai Pertemuan Lotu’s Garden Kabupaten Tulungagung, Rabu, (21/06/ 2023)
Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung Dr. Kasil Rokhmad melalui Didik Eka Putra selaku Kabid P2P, mengatakan bahwa tuberkulosis ini masih merupakan permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia ,khususnya di kabupaten Tulungagung yang belum terselesaikan hingga saat ini
Dalam acara monitoring ini diikuti oleh fasilitas kesehatan bekerjasama membangun kolaborasi lintas sektor dan lintas program yang melibatkan organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, Yayasan Banuyasa Sejahtera (Yabhysa). guna membantu menemukan sampai mengobati Pasien tersebut dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Kabupaten Tulungagung,
Sementara dalam paparan Didik Eka Putra menjelaskan,diketahui ” Sepanjang Tahun 2022 lalu, Dinkes Tulungagung telah menemukan 100 persen terduga TBC dari total 13 ribuan yang ditargetkan pemerintah pusat.
Sedangkan dari total target 2200 kasus TBC, Dinkes Tulungagung masih berhasil menemukan 52 persen pasien dan sudah diobati.
“Untuk Tahun ini, di semester satu kita sudah berada pada 7000an suspek dengan temuan kasus 28 % dari target 2200 yang telah dicanangkan di awal tahun, Masih ada sisa 48 persen yang belum kita temukan dan semoga bisa kita selesaikan di akhir tahun ini,” jelasnya.
Menurut nya Monitoring Validasi data yang dihasilkan oleh surveilans TBC untuk menghasilkan data yang akurat ,lengkap dan dapat dianalisis sebagai dasar kajian untuk merencanakan kebijakan program di Kabupaten Tulungagung ini.
Selain itu Didik Eka menjabarkan dalam kegiatan Monitoring ini pihaknya membahas terkait evaluasi Kader di Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera atas segala pencapaian yang mereka dapat kita monitoring dan evaluasi dari tugas yang mereka dapatkan dari Yayasan untuk dilaksanakan di lapangan guna neningkatkan komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi lintas sektor dengan Sosialisasi Pembentukan Forum Multi Sektor Penanggulangan TBC, ” Jabarnya
” Adapun upaya peningkatan capaian Penanggulangan TBC diperlukan beberapa hal yaitu kita monitoring dan evaluasi Apa saja kelemahannya apa kesulitannya , kita bahas bersama di sini tentunya dengan dinas kesehatan Kabupaten Tulungagung. ”
Lebih lanjut di tempat yang sama , Ketua Yayasan Bhani Sejahtera Tulungagung, Cut Mala Hayati Ansari menyatakan, kerjasama dalam penanganan dan penanggulangan program TBC antara Dinkes Tulungagung dengan Yabisa sudah dilakukan sejak tahun 2016 lalu.
Demikian pula dalam hal ini, pihaknya bertugas untuk melakukan penemuan kasus, melakukan investigasi kontak, pendampingan pasien hingga sembuh serta pelacakan kasus.
Pelacakan kasus yang dimaksud adalah melakukan pendampingan jika ada pasien lost to follow up atau pasien berhenti berobat di tengah jalan sebelum penyakitnya sembuh.
“Saya berharap hubungan harmonis antara Yabhysa dengan Dinkes Tulungagung tetap terjalin dengan baik,”agar peningkatan akses masyarakat pada pelayanan TBC yang komprehensif, bermutu, terjangkau, dan berpihak pada pasien dapat diwujudkan dan diperkuat dengan penemuan kasus secara aktif.” Harapnya. (EVAN/Red)