Jakarta – Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) sukses menggelar kegiatan pemusatan pelatihan untuk para calon pelatih dan para atlet muda diseluruh Indonesia.
Kegiatan yang diikuti oleh 19 calon pelatih dan 51 Atlet dari 21 Provinsi ini berlangsung dari tanggal 5 – 11 Juni 2023 di GOR POPKI Cibubur, Jakarta Timur.
Menurut Kepala Bidang Pembinaan Prestasi (Kabid Binpres), DR. Fachmy Fachrezy, MPd bahwa, kegiatan yang berlangsung sepekan ini sengaja di design sebagai upaya PBTI untuk membangun metodologi kepelatihan dan Teknik berlatih kepada para atlet yang integrated dan sesuai dengan konstruksi pembinaan dan pengembangan prestasi atlet dalam jangka Panjang.
Ditambahkannya, konstruksi Program Training Camp yang berorientasi pada sistem kepelatihan berbasis Sport Sicence ini terukur pada aspek kapabilitas fisik, skill dan fisiologis olahraga. Ditambah lagi dalam program ini peserta juga dibekali dengan filosofi nilai-nilai sportifitas “olympism” dan wawasan tentang tata kelola organisasi taekwondo Indonesia.
“Orientasinya jelas, calon pelatih nantinya punya konsep secara visioner untuk meningkatkan kinerja kepelatihan dalam upaya mencetak atlet potensial. Bagi atlet muda, pola kepelatihan ini nantinya akan memudahkan dan meningkatkan kinerja mereka sebagai atlet untuk menemukan formula yang lebih efektif untuk mendorong percepatan kualitas fisik, skill dan mentalitas serta attitude mereka,” terang Akademisi dan pakar Bidang Fisiolahraga UNJ ini kepada redaksi, Senin (12/6).
Berbagai materi secara detail dan lengkap diberikan dalam program Training Camp ini. Antara lain terkait dengan penerapan kinanthropometry, biomekanika dan fisiologi olahraga.
Materi-materi tersebut diberikan agar para calon pelatih dan para atlet mengaplikasikan gerakan untuk mengetaui sejauhmana proporsi tubuh, komposisi, tipe tubuh (somatotipe), pematangan, kemampuan motorik, kapasitas kardiorespirasi dan kinerja fisik baik terkait dengan kecepatan, keseimbangan dan ketahanan.
Para instruktur yang dikomandoi Fachmy Fachrezzy yang merupakan pakar dibidang ini dan dibantu oleh tim kepelatihan di pelatnas taekwondo Indonesia, secara aplikatif dan simulatif memberikan materi dengan sangat menyenangkan. Diskusi dan praktek, dipadu padan dengan games yang interaktif menjadikan semua materi yang diberikan memiliki kesan dan transformatif.
Selain materi-materi tersebut, para calon pelatih dan atlet juga diberikan sentuhan wawasan keorganisasian. Harapannya, selain menguasai aspek teknis dalam begiat dalam kegiatan pembinaan dan prestasi taekwondo, mereka juga memiliki wawasan tentang bagaimana aturan main dan mekanisme organisasi taekwondo, dari tingkat dojang, pengkab/Pengkot, pengprov hingga tingkat pusat. Hal tersebut penting agar mereka bisa memahami bagaimana tata kelola organisasi taekwondo yang berorientasi pada pembinaan dan pengembangan prestasi.
Kegiatan Training Camp ditutup oleh Ketua Umum PBTI, Letjen TNI H.M Thamrin Marzuki. Di sesi terakhir Training Camp, Ketua Umum PBTI berkesempatan menyaksikan simulasi tanding antar peserta. Dari hasil simulasi tanding tersebut, diharapkan akan terlihat potensi-potensi para atlet muda berbakat.
Nantinya diharapkan, para atlet berbakat tersebut menjadi catatan positif bagi pengprov untuk terus dilakukan monitoring dan pembinaan yang lebih intensif terhadap mereka.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PBTI mengucapkan terima kasih kepada Pengprov TI yang telah mengutus calon pelatih dan para atlet muda berbakat nya untuk mengikuti kegiatan training Camp ini.
Menurut Ketua Umum, kegiatan Training Camp ini hanyalah skema atau pola dan design konsepsional yang diaplikasikan untuk kegiatan kepelatihan bagi calon pelatih dan praktek berlatih yang baik dan benar bagi para atlet. Harapannya agar metode, cara dan kreatifitas yang dimunculkan dalam Training Camp ini, bisa diterapkan di daerah.
“Setelah acara ini, peserta harus bisa melakukan transformasi keilmuannya di daerahnya masing-masing. Pengurus dan pelatih di daerah selanjutnya harus menyediakan ruang produktif bagi mereka yang telah berlatih ini untuk bisa menerapkannya dan membantu atlet-atlet lainnya mengembangkan potensi diri,” tegas Thamrin.
Ditambahkan oleh Ketua Umum, outputnya nanti akan terlihat. Kita akan menyaksikan kualitas kejurnas antar wilayah, bahkan kejuaraan-kejuaraan open tournament nasional akan lebih banyak diisi oleh atlet dengan kemampuan dan attitude yang makin baik. Intinya program yang diciptakondisikan PBTI ini hanyalah salah satu upaya untuk menstimulasi daerah untuk menindaklanjuti pola dan skema ini untuk diaplikasikan lebih massif di daerah masing-masing.
“PBTI akan terus memantau dan secara kontinyu melakukan kegiatan ini setiap tahun dan mengikuti trend serta update perkembangan tentang pengetahuan dan metodologi program kepelatihan. Masih ada waktu untuk terus mendorong prestasi taekwondo Indonesia lebih baik menuju target Olimpiade 2028 nanti,” ungkap Thamrin. (Red).