Nasionaldetik.com , Jakarta – aBila kepolisian kalah dengan preman maka buat apa polisi di gaji dengan alokasi anggaran pendapatan belanja negara yang sangat besar? Kalau tupoksinya saja gagal dijalankan! Maunya dapat anggaran yang gede tapi malfungsi. Nyata kejadian itu terlihat jelas, daya tangkal yang seharusnya dapat dicegah.
Untuk urusan pribadi dan kelompoknya begitu sigap dalam bentuk pengepungan dan seterusnya, apakah tugas dan fungsi polisi sudah berubah jadi backingnya pertambangan, dunia malam dan seterusnya? Kejadian yang begitu vulgar dipertontonkan oleh polisi sebagai garda terdepan dalam menjaga, mengayomi masyarakat tak dapat dicegah tangkal, “ungkap pengamat politik Samuel F Silaen kepada redaksi… (29/09/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Buat apa mereka di gaji? Jadi saja mereka jadi preman supaya di order lalu dapat angpao! Kalau tidak ada anggaran maka tidak mungkin itu preman berjalan atau bergerak cepat, setahuku preman lebih perhitungan dari Relawan manapun di dunia ini lebih khusus di Indonesia, relawan masih mau bergerak tanpa mengharapkan embel-embel imbalan dan seterusnya, “tutur tenaga ahli DPR RI 2004/2009.
Kalau tahu ada pihak yang dapat ‘angpao’ maka Relawan, cuma bisa ‘ngedumel’ tanpa dapat berbuat apa-apa. Beda dengan ‘preman’ dia tahu kawannya dapat ‘angpao’ maka pasti langsung ditanyakan kalau tidak jujur maka bisa langsung di ‘sikat’ sampai, bisa saja babak belur, “jelas mantan fungsionaris DPP KNPI itu.
Terkait kasus pembubaran diskusi publik yang terjadi di Hotel Grand Kemang, sangat tidak dapat diterima akal sehat dan sangat memalukan Indonesia dimata dunia internasional, karena hari gini masih ada tindakan premanisme membubarkan acara di hotel! Hotel itu itu adalah daerah/ wilayah tempat yang terbatas dan sangat dilindungi undang-undang, sebab ini bisa menjadi ketakutan orang luar negeri berkunjung ke Indonesia, karena hotel bisa diserang oleh sekelompok preman, “ujar alumni Lemhanas Pemuda 2009 itu.
Terlepas itu bagian dari orderan oknum yang tidak senang manusia Indonesia di cerahkan otak dan hatinya dari tindakan kezaliman penguasa yang ugal-ugalan dan cenderung barbar. Perbuatan dan tindakan premanisme sangat bertentangan dengan aturan hukum dan konstitusi yang merupakan fondasi demokrasi Indonesia, “jelas Silaen
Bila polisi gagal dalam menyelesaikan kasus premanisme yang terjadi pada diskusi publik yang maksud dan tujuannya baik maka lebih baik polisi berganti posisi dengan preman, karena kalau saja mereka dapat bergerak cepat maka polisi jadi preman, sebab sudah lamban bergerak, mungkin saja karena obesitas akibat makan uang haram yang dirampas dari harta warisan bangsa Indonesia, “tandasnya.
Penulis : Tim
Pimred : Edi uban