Nasionaldetik.com , Jombang – Publik ramai-ramai mengecam kehadiran Pasukan Berani Mati Pembela Jokowi yang berencana mengadakan apel akbar di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, pada Minggu mendatang (22/9). Acara yang rencananya akan dihadiri oleh sekitar 20.000 pasukan loyalis pendukung Presiden Jokowi tersebut berpotensi menciptakan konflik horizontal.
“Kolompok pasukan berani mati ini ibarat pahlawan kesiangan yang kurang kerjaan dan berpotensi melahirkan masalah baru. Merasa berani mati untuk membela sosok menandakan ketidakpercayaan kepada kemampuan TNI dan Polri menjaga stabilitas bangsa. Seharusnya para relawan itu berani mati-matian membela NKRI bukan Jokowi yang pada akan berakhir masa jabatannya 20 Oktober” kata Gus Wal selaku Ketua Umum organisasi masa lintas agama budaya dan kebhinekaan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) menanggapi polemik yang terjadi.
Menurut Gus Wal, relawan Pasukan berani mati tersebut sudah disusupi agenda pemecah belah bangsa dari kelompok khilafah dan Wahabi yang selama ini gencar melakukan politik adu domba dan sangat identik dengan kelompok Pro Intoleransi, Khilafah Wahabi yang melahirkan Radikalisme Separatisme Terorisme.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Provokasi yang dibawa oleh Pasukan Berani Mati terlihat seperti skenario politik untuk menciptakan ketegangan dan mengadu domba masyarakat. Ini pola kelompok kadrun Wahabi khilafah yang kali ini menyusup mengatas namakan Jihad untuk bela Jokowi. Mereka membenturkan antara pemuja dan pembenci untuk saling serang. PNIB meyakini gerakan ini harus diwaspadai dan ditindak tegas aparat penegak hukum dari Polri, TNI, BIN dan lainya” lanjut Gus Wal.
Kepemimpinan Presiden Jokowi akan digantikan oleh Pak Prabowo selaku Presiden Republik Indonesia Terpilih yang rencananya akan dilantik oleh MPR DPR pada 20 Oktober mendatang. Gus Wal menduga ada upaya menggagalkan acara pelantikan tersebut dengan menciptakan chaos.
“Ribuan pasukan bayaran pada apel akbar nanti yang diduga memakai nama embel embel pasukan berani mati jokowi menjadi ancaman keamanan jika kemudian mereka bertindak arogan, intoleransi dan menjurus radikal. Jika terjadi situasi chaos yang meluas maka otomastis negara bisa dinyatakan dalam keadaan darurat dan pelantikan Pak Prabowo selaku Presiden Republik Indonesia Terpilih yang baru bisa ditunda. PNIB menghimbau kepada semua pihak untuk jaga persatuan, tidak terprovokasi kelompok kadrun sarapatigenah pemecah belah bangsa pemuja kultus individu. Jangan mau bangsa ini dipecah belah hingga berujung perang saudara seperti di Suriah, Sudan, Bangladesh dan Afghanistan. Jaga NKRI, tanpa syarat, Pasukan Berani Mati itu sepantasnya ditujukan untuk rakyat, bangsa dan negara Indonesia, bukan berani mati untuk memuja individu yang sifatnya personal” pungkas Gus Wal.
Penulis : Tim PNIB
Pimred : Edi uban