Aiswa Djien Pandey,Catar Akpol asal Malut: Modal Mental Paskibraka Nasional 2022 di Pegang Teguh Filosofi Padi

Edi Supriadi

- Redaksi

Senin, 15 Juli 2024 - 14:13 WIB

40111 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Maluku,Nasionaldetik.com-Aiswa Djien Pandey alias Aiswa adalah satu-satunya Calon Taruni Akademi Kepolisian (Akpol) perwakilan Maluku Utara (Malut) yang lolos tingkat daerah dan kini mengikuti seleksi tingkat pusat.
“Saya peringkat pertama, Puji Tuhan. Karena saingan saya juga sudah gugur waktu tes jasmani. Dari Maluku Utara totalnya ada lima orang (calon taruna), yang empat putra, satu putri.

Saya asli Maluku Utara,” kata Aiswa usai pengisian Inventory PSI dan PMK di Komplek Akpol, Kota Semarang, Senin (15/7/2024) sore.
Aiswa yang berangkat dari keluarga kurang mampu, punya modal mentereng. Dia adalah Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional tahun 2022, masuk Pasukan 17 Sayap Kiri tim Pancasila Sakti. Ketika itu dikukuhkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Ini (pernah jadi Paskibraka Nasional) jadi modal mental saya, karena di Paskibraka kami sudah dididik, persiapan pengibaran sebulan lebih dari 15 Juli sampai kami balik itu 29 Agustus (2022), waktu di Paskibraka Nasional saya bertugas penurunan bendera,” lanjut dia.

Anak pertama dari tiga bersaudara itu bercerita, di desa tempat tinggalnya yakni Desa Wari, Kecamatan Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, sudah kerap membantu ayahnya bertani pala. Kontur daerah pegunungan, otomatis membuat fisik Aiswa juga terlatih.

“Kan pegunungan, pantainya juga bagus-bagus, jadi sudah sering berenang,” sambung Aiswa yang juga atlet voli ini.
Aiswa bercerita ayahnya sebelum jadi petani, bekerja sebagai sekuriti. Sementara ibunda adalah ibu rumah tangga. Aiswa sudah terbiasa hidup berjuang sejak kecil. Berangkat dari situ juga, sang ayah kerap melatih fisiknya dengan berlari batasan waktu tertentu. Dilatih fisik ayahnya, Aiswa rutin latihan lari di Mako Brimob di Desa Kupa Kupa, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara.

Sembari fisiknya ditempa, Aiswa juga secara mandiri mengembangkan kemampuan akademiknya. Sadar diri berangkat dari keluarga kurang mampu, Aiswa memaksimalkan apa yang ada untuk belajar.
“Saya berasal dari orang kurang mampu, jadi belajarnya dari online dan lewat buku saja. Saya tidak pernah ikut bimbel (bimbingan belajar) apapun,” ungkap Aiswa yang menyebut baru kali pertama ikut seleksi Akpol ini.
Berjuang di seleksi Akpol tingkat pusat, kedua orangtuanya tidak menemani. Sebab, mereka harus tetap berada di kampung halaman untuk bertani dan mengurus keluarga.

Pada seleksi ini, Aiswa selalu memegang teguh pesan sang ayah. Bahwa usia muda hanya sekali, tidak bisa diulang kembali, sebab itu berjuang harus maksimal.
“Papah (ayah) saya juga selalu berpesan, kalau sudah jadi orang yang berhasil, saya tidak boleh sombong. Saya harus seperti padi, semakin berisi semakin merunduk,” tandas gadis kelahiran Maluku Utara 13 Februari 2006 itu.
(Red)

Baca Juga :  Jaga Situasi Kamtibmas Kondusif Tahap Pemilu 2024, Polres Tapteng Sambangi Kantor Bawaslu Tapteng

Berita Terkait

Brigjen Pol. Anang Sumpena: Keberhasilan Brimob Lampung Bukti Nyata Dedikasi dan Kapasitas Personel
Kisah Pilu 11 Anak TK Dharma Bakti Bengkulu: Viral di Medsos, Berujung Mediasi Usai Sorotan Perilaku Guru dan Kecaman Netizen
Rutan Balige Gencar Gelar Razia Rutin, Puluhan Benda Terlarang Dimusnahkan
Presiden Prabowo Ajak Daerah Wujudkan Ketahanan Pangan, Mualem: Aceh Siap Dukung Total
Stunting Tak Kunjung Kelar, Islam Hadir dengan Solusi Mengakar
TNI AD di Defence 2025:Tampilkan dua fungsi utama lewat inovasi tempur dam solusi kemanusia
“Duka di Pinggir Lae Renun: Babinsa dan Polsek Tigalingga Gerak Cepat Evakuasi Mayat Misterius”
Koramil 07/Salak Bersama Anak Yatim: Nobar Merah Putih Memanggil Warnai HUT Ke-75 Kodam I/BB